Friday, August 8, 2014

My First VipassanaMeditation's Retreat

 Dalam agama Buddha terdapat dua jenis meditasi yaitu meditasi Samantha dan Vipassana , Meditasi Samantha adalah meditasi yang bertujuan untuk menenangkan pikiran sedangkan meditasi Vipassana adalah meditasi untuk mencapai pandangan terang.
     Meditasi samantha adalah meditasi yang apabila dilatih akan mengarah ke pencapaian jhana dan abhinna  namun tidak dapat membawa kita pada pencapaian kesucian, hanya dengan mempraktekan Vipassana lah seseorang dapat meraih pembebasan sejati, Namun pembebasan sejati dapat pula dicapai dengan menggunakan meditasi samantha dahulu hingga mencapai jhana  namun harus dilanjutkan ke Vipassana.
     Meditasi Vipassana adalah meditasi pandangan terang , disini kita mengamati semua fenomena mental dan jasmani yang timbul sebagaimana apa adanya sehingga dapat memahami kebenaran yang sesungguhnya dan memadamkan seluruh kilesa untuk mencapai penerangan. Meditasi ini diajarkan oleh Guru Agung kita Buddha Gotama untuk dapat meraih kebebasan tertinggi dan bebas dari seluruh penderitaan fisik dan jasmani yaitu nibbana.
     Vipassana adalah suatu cara merobah diri sendiri melalui pengamatan diri . Dengan memusatkan perhatian pada hubungan yang dalam antara batin dan tubuh . Hal ini bisa dialami langsung dengan perhatian yang serius pada sensasi tubuh, yang membentuk kehidupan tubuh ini , yang terus menerus berhubungan berhubungan dan membentuk kehidupan batin .Perjalanan inilah dengan dasar pengamatan pengamatan, penjelajahan diri sendiri , yang membawa ke akar batin dan tubuh, yang melarutkan kekotoran mental .Menghasilkan batin yang seimbang , penuh cinta dan kasih.  
Hukum ilmiah yang mengatur pikiran seseorang, perasaan dan sensasi menjadi jelas . Dengan mengamati langsung, sifat bagaimana seseorang tumbuh atau surut, bagaimana seseorang membuat penderitaan atau membebaskan dirinya dari penderitaan , menjadi dipahami .Menjadikan hidup mempunyai karakter kesadaran yang meningkat , tanpa khayalan, pengendalian -diri, serta damai .
    Adanya 4 landasan meditasi Vipassana yang diajarkan Sang Buddha di Maha Satipatthana Sutta yaitu :

1. JASMANI (KAYA/RUPA);
Misalnya kembung kempisnya perut, sikap atau postur tubuh, aktivitas tubuh, organ-organ penyusun tubuh, empat unsur dasar, dll.
Latihan ini disebut KAYANUPASSANA.

2. PERASAAN (Vedana); 
Secara umum menyadari, mengamati & merenungkan keberadaan, timbulnya, lenyapnya, atau timbul lenyapnya perasaan-perasaan (apakah yang menyenangkan, yang tidak menyenangkan, ataupun yang netral).
Latihan ini disebut VEDANANUPASSANA.

3. PIKIRAN (Paduan atau aktivitas bersama Viññana, Sankhara dan Sañña); 
Secara umum menyadari, mengamati & merenungkan keberadaan, timbulnya, lenyapnya, atau timbul lenyapnya pikiran (apakah pikiran baik atau buruk yang timbul, yang diliputi maupun yang bebas dari Lobha, Dosa, dan Moha misalnya nafsu keserakahan, kebencian, keraguan/kebingungan, gelisah dan sesal, kemalasan & kelambanan batin, dll.; atau apakah saat ini pikiran terkonsentrasi atau tidak, dsb).
Latihan ini disebut CITTANUPASSANA.

4. DHAMMA (Segala Fenomena);
Secara umum merenungkan PANCA NIVARANA (5 Rintangan Batin), PANCAKHANDHA, 6 Indera dan Objeknya, 4 KESUNYATAAN MULIA, dan 7 BOJJHANGO (7 Faktor Pencerahan/Pembebasan). Dengan kata lain, yang diamati dan direnungkan adalah fenomena apapun (dhamma) baik fenomena jasmani, fenomena batin maupun Nibbana antara lain fenomena bentuk-bentuk batin seperti PANCA NIVARANA (5 Rintangan Batin) dan 7 BOJJHANGO (7 Faktor Pencerahan/Pembebasan); atau juga fenomena batin jasmani baik dalam kerangka PANCAKHANDHA maupun dalam kerangka 6 INDERA INTERNAL, 6 OBJEK EXTERNAL DARI INDERA & BELENGGU (Samyojana) yang menyertainya, dan juga 4 KESUNYATAAN MULIA yang berupa fenomena adanya dukkha, fenomena asal mulanya, fenomena berhentinya, serta fenomena yang mengkondisi lenyapnya.
Latihan ini disebut DHAMMANUPASSANA.(source : http://uppaladhamma.blogspot.com/)


     Sebelumnya saya mengenal meditasi Vipassana pertama kali nya adalah dari U Sikkhananda dan dari situ saya merasakan bahwa  inilah yang harus kutempuh dan kucari akhirnya timbul keinginan dari dalam diri saya untuk berlatih meditasi Vipassana, saya mulai mencari tahu tempat-tempat retreat meditasi Vipassana dan mencocokannya dengan jadwal libur sekolah saya. Akhirnya dengan dorongan tekad dan parami yang matang saya dapat mengikuti retreat meditasi Vipassana di bakom, yang diselenggarakan oleh YASATI (Yayasan Satipatthana Indonesia), awalnya begitu mustahil saya mendapatkan kesempatan untuk bergabung dalam retreat ini dikarenakan masalah transport, sangat sulit untuk dapat pergi kesana karena tempatnya jauh, bagaimana bisa anak kecil seperti saya dapat pergi kesana ? karena tempat retreat ini terletak di Cianjur sedangkan rumah saya berada di Tangerang, untuk naik angkutan umum pun saya tidak tahu jalan . Selain itu teman , jarang sekali anak-anak sekarang mau pergi ke kegiatan seperti itu, serta jadwal sekolah dan jadwal kegiatan lainnya. Namun berkat kekuatan parami yang matang semua halangan itu pun sirna! saya mempunyai teman yang saya kenal saat retreat Abhidhamma tahun lalu yang ternyata mengenal sayalay disana , ia berkata kepada saya untuk menghubungi sayalay tersebut untuk masalah transport dan akhirnya masalah tansport pun terselesaikan, untuk masalah teman saya menghubungi sekian banyak teman saya dan akhirnya ada 2 orang yang ingin ikut dengan saya untuk mengikuti retreat ini, dan untuk masalah waktu sangat kebetulan retreat tersebut dimulai sehari setelah saya libur sekolah dan habis satu hari sebelum liburan saya selesai dan tadinya dihari terakhir retreat seharusnya saya memiliki jadwal lain yang tidak bisa dilewatkan tapi betapa luarbiasanya saat saya menanyakan kembali jadwal pertemuan itu ternyata jadwalnya diundur hingga minggu depan ! halangan tidak berhenti sampai disitu , lalu ketika saya mendaftar via sms ke YASATI saya tidak diperbolehkan karena usia saya belum mencukupi, usia saya saat ini masih  15 tahun sedangkan usia minimal untuk mengikuti retreat ini adalah 17 tahun , namun setelah mendapat balasan dari YASATI saya melaporkan hal ini kepada Sayalay Daw Pannacari dan saya diberikan pengecualian. Betapa luar biasanya dengan beribu halangan berkat kekuatan parami yang cukup saya dapat merealisasikan Addhittana saya ini.
      Tanggal 23 Juli saya pun pergi ke tempat retreat tersebut dengan kedua teman saya.
       Hari pertama saya tiba disana sana saya  mendapat pengarahan bagaimana tehnik meditasi Vipassana disana, disana menggunakan tehnik yang diajarkan oleh Y.M Mahasi Sayadaw yaitu kembang kempis perut dan dengan jadwal retreat yang padat yaitu minimal bermeditasi jalan dan duduk 14 jam sehari tanpa istirahat siang dan dengan waktu tidur yang saya perhitungkan 6,5 jam. Hari Pertama dan Hari kedua rasa yang didapat hanyalah sakit dan pegal namun saya tetap bersemangat. Pada hari ketiga saya merasakan sesuatu pada saat meditasi jalan yaitu berupa getaran saat mengangkat kaki namun saya tidak sempat mengatakannya saat interview dikarenakan waktu interview yang sangat singkat dan saya telah menanyakan pertanyaan lain sebelumnya dan pada saat sitting meditation saya merasakan getaran yang sama pada perut saya, lama kelamaan getaran ini berubah menjadi seperti gelombang dan lama-kelamaan terasa sperti sebuah balon yang membesar begitu besar sekali dan setiap kembung itu mengarah pada arah yang berbeda-beda, dan ada sebuah perasaan dimana badan itu terasa membesar hingga besar sekali dan seperti ada tarikan ke atas sehingga bahu saya pun terasa naik dan ketika badan ini terasa mengecil maka bahu ini terasa menurun pula terkadang ada juga perasaan tertarik kedamping. Pada Hari keempat getaran saat walking meditation itu terasa menjadi lebih jelas dan saat saya melakukan pencatatan ketika saya mengangkat kaki saya terasa seperti ada dorongan keatas dan itu terasa semakin kuat dan jelas bahkan bahu saya terkadang terangkat karena dorongan yang sangat kuat tersebut, badan ini terasa begitu ringan dan seperti terdorong kedepan hal ini sedikit mengelisahkan karena ini adalah pengalaman pertama saya dalam merasakan hal seperti ini, dan pada saat sitting meditation kembung kempis ini terasa membesar jauh lebih besar dari pada sebelumnya, pergerakan yang saya rasakan adalah seperti sangat besr sekali hingga saya terasa sesak dan seperti  memipih atau melebar hingga tipis sekali dan mengeras seperti melilit, mungkin hal ini terjadi dikarenakan saya begitu tegang namun saya juga tidak mengetahui pasti tentang hal ini dan yang membuat saya khawatir pada hari itu adalah pergerakan kembung-kempis serta dorongan angin tsb masih sangat terasa bahkan ketika saya tidak dalam posisi meditasi, lalu saya mengkonfirmasi hal tersebut pada salah satu Sayalay dan dia meminta saya untuk mengganti objek saya ke objek metta kepada diri sendiri. Keesokan harinya, yaitu pada hari kelima hal tersebut awalnya tidak terlalu terasa namun setelah saya bermeditasi hal yang saya rasakan tersebut makin kuat bahkan saat interview saya masih dapat merasakan kembung kempis yang begitu membesar dan mengecil sehingga menyesakan nafas saya, ketika saya di interview oleh guru saya ia mengatakan kepada saya untuk sekedar menyadarinya dan mencatatnya. Namun, setelah interview dan saya mencoba melakukan  walking meditation saya merasakan sesak nafas dan menjadi gelisah saat ingin bermeditasi dan langkah yang saya ambil terasa begitu ringan dan terangkat keatas begitu tinggi kira-kira setinggi lutut dan akhirnya saya menemui Sayalay Gambhiranani, dia adalah orang yang luarbiasa dan tegas banyak masukan yang ia berikan kepada saya dan ia berkata agar saya menemui beliau apabila merasakan hal lain. Pada jam makan siang tekanan tersebut meringan dan tidak sekencang tadi pagi,saya sudah dapat mengatur nafas dan berjalan namun tetap merasakan dorongan tersebut namun tidak begitu kuat. Setelah makan siang saya pun melanjutkan meditasi saya. Pada meditasi kegiatan kehari-hari terkadang saya merasakan pengalam-pengalaman lain juga seperti saat saya ber-Namaskara, saat saya menaikan tangan saya yang beranjali ke kening, terasa dorongan hingga tangan saya terasa begitu ringan sekali dan naik ke arah atas, dan saat saya mengembalikan badan saya setelah bersujud terasa badan ini tertarik ke belakang hingga posisi badan saya terasa menjadi tegak sekali. Pada saat malam hari saya merasakan dorongan yang saya rasakan sebelumnya semakin menguat bahkan saat saya bernafas tubuh saya pun mengikuti pergerakan tersebut dan saat saya menaiki tangga kaki saya terasa terangkat tinggi dan saat menuruni tangga kaki saya terasa tertarik kebawah dan begitu berat, akhirnya saya pun memutuskan bertemu dengan Sayalay Gabhiranani untuk memberitahukan hal ini, banyak hal yang beliau beritahukan kepada saya, namun, untuk sementara ia meminta saya berhenti menjadi yogi dan menjadi dhamma voulenteer, ia pun meminta saya untuk menemuinya keesokan harinya setelah makan pagi. Hari ke 6 pun tiba, Setelah makan pagi Sayalay Ghambiranani menemui saya dan mengajak saya untuk menaik turuni tanjakan yang ada di pintu masuk Meditation's center itu dan setelah lelah saya diajaknya ke dapur untuk mencuci piring, memotong, dan membantu dhamma volunteer disana untuk makan siang para yogi, dan kau tahu ? itu adalah hal yang melelahkan. Lalu sayalay bertanya kepada saya kurang lebihnya seperti ini
 "Enakan jadi dhamma volunteer apa meditasi?"
"Sama saja Sayalay, sama-sama ada ga enak nya"
"Iya lah, semua yang didunia emang begitu, Cumanya kalau kerja di dapur kamma baiknya kecil. kamu lihat mereka ?cuma orang bodoh yang mau kerja di dapur, kamu meditasi kamma baiknya luar biasa loh, sayalay juga kalau ada yang gantiin ngapain disini, lebih baik sayalay duduk meditasi"
"iya sayalay, daritadi itu juga yang saya pikirin, dulu pernah baca cerita ceritanya kalau orang yang lepas meditasi vipassana demi dana kaya gini sama aja monyet yang ngelempar semua kacang di genggaman tangannya demi dapetin sebuah kacang yang jatuh"
"Iya, yaudah anggap ini sekedar intermezo, masih ada waktu sejam kamu lanjut meditasi lagi ya, yang kamu rasain itu fenomena pikiran, sumbernya dari pikiran kamu"
"iya sayalay, makasih sayalay, maaf ya"
       Kurang lebih nya seperti itulah percakapan saya dengan sayalay Ghambiranani, seketika saya mengerti maksud sayalay meminta saya melakukan hal ini, ia ingin menunjukan saya bahwa semua hal di dunia ini adalah dukkha, tapi saya harus melalui dukkha kecil dalam keletihan untuk meraih manfaat yang besar karena hal yang sedang saya laksanakan adalah pekerjaan yang besar! , saya pun kembali ke kamar saya untuk mandi dan kemudian saya melanjutkan meditasi saya, saat saya kembali bermeditasi jalan  saya mencoba mencatat begitu detail hingga untuk mengedipkan mata saja saya memerlukan lumayan banyak pencatatan seperti saat saya merasakan mata saya perih maka saya mencatat "perih,perih,perih"dan dan ada perasaan yang tidak suka dan menolak rasa perih itu saat itu juga, dan saya mencatatnya sebagai "tidak suka tidak suka" dan karena ketidaksukaan tersebut timbullah keinginan, saat timbul keinginan untuk mengedipkan mata saya mencatatnya sebagai"ingin ingin ingin" lalu saya mengedipkan mata saya dengan mencatatnya sebagai "kedip" ini cukup melelahkan karena dengan pencatatan yang lama terkadang mata menjadi begitu perih dan berair namun disinilah terlihat bahwa diri kita ini terpisah-pisah, mata adalah rupa dan merupakan landasan pula saat ada sesuatu yang timbul di rupa maka pikiran akan menganalisa nya dan akan ada vedana yang muncul berupa tidak suka, suka, ataupun netral. Saat kita meenyukai objek kita bisa menimbulkan Lobha & kemelekatan ataupun Maha Kusala, saat kita tidak menyukai objek sudah pasti Dosa, dan netral memiliki 3 kemungkinan (To be Continue)

No comments:

Post a Comment